Aceh, provinsi
yang selalu saya banggakan kemanapun saya melangkah. Terbesit diingatan ketika
konflik mendera. Setiap malam saya mendengar suara dentuman senjata yang begitu
dahsyat. Mayat yang diturunkan dari hutan korban peperangan yang terjadi,
masyarakat diselimuti ketakuan, alangkah masyarakat yang tak berdosa menjadi
korban konflik yang berkepanjangan. Rakyat mengalami trauma psikis yang sangat
mengerikan. Mereka melihat penyikasaan dimasa konflik, orang berlarian untuk
menyelamatkan diri. Mereka melihat korban kontak senjata yang yang berlumuran
darah. Namun alangkah indahya hampir tujuh tahun berselang, rakyat Aceh
merasakan kedamaian yang begitu indah. Pada tahun 2005 yang lalu, kedamaian
terwujud setelah terjadinya cobaan yang begitu dasyat, yaitu tsunami. Kedamaian
terwujud, namun ingatan rakyat akan peristiwa yang konflik begitu tidak akan
pernah dilupakan. Walaupun keadaan aman, namun rakyat masih mengalami trauma
yang mendalam, pada saat lebaran saja ketika banyak petasan-petasan yang
beredar, masyarakat takut ketika mendengar bunyi petasan, tidak sedikit
masyarakat yang tiarap dikarenakan mereka mengira bunyi petasan itu merupakan
bunyi senjata. Dalam ilmu psikologi manusia tidak akan lupa dengan kejadian
telah dilaluinya apalagi dalam jangka waktu yang lama. Memori mereka akan
mengingat kejadian-kejadian yang telah dilaluinya.
Indahnya
Kedamaian
Sejak 15 Agustus 2005 yang lalu
masyarakat Aceh telah sedikit mengalami ketenangan akibat perdamaian yang telah
terwujud, masyarakat didaerah pedalaman tidak lagi takut untuk bepergian keluar
kota. Layaknya semasa konflik. Rakyat bebas kemanpun mereka mau. Masyarakat
memiliki ketenangan dalam beraktifitas dan mengais rezeki. Tidak ada lagi
kekhawatiran untuk bepergian dan melakukan aktifitas. Perekonomian pun mulai
maju, banyak investor-investor dari dalam negeri maupun luar negeri masuk ke
Aceh untuk berinvestasi dan membangun perekonomian Aceh dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada di bumi Serambi Mekkah ini. Alangkah indah ketika
masyarakat bisa menjalin silaturahmi dengan berlibur ke rumah-rumah saudara
yang ada di perkotaan maupun di luar kota.
Kedamaian
Yang Dikorbankan
Namun, alangkah
sedihnya kedamaian yang selama ini telah dirasakan harus terusik dengan
kepentingan-kepentingan oknum tertentu. Masyarakat dikhawatirkan kembali oleh
keamanan yang tidak tejamin. Bermula ketika waktu pilkada sudah semakin dekat,
teror semakin marak terjadi di Aceh. Terjadi perebutan kekuasaan, karena banyak
orang yang ingin berkuasa sehingga ada oknum-oknum tertentu memanfaatkan
keadaan untuk memperkeruh suasana. Ya, kedamaian mulai terusik, oktum-oknum
berebut kekuasan sehingga melupakan rakyat yang seharusnya disejahterakan.
Banyak penembakan yang terjadi hingga saat ini. Bahkan, beberapa hari yang lalu
terjadi penembakan di Bireun, Banda Aceh, dan Aceh Utara yang mengorbankan
rakyat. Rakyat menjadi korban penembakan dari oknum yang tak dikenal. Alangkah
sedihnya rakyat yang tidak bersalah kembali harus dikhawatirkan oleh kondisi
yang mulai tidak kondusif. Rakyat
menjadi khawatir, akan kondisi keamanan mereka. Terbesit tanya di benak mereka
akankah peristiwa puluhan tahun lalu kembali terulang? akankah keadaan yang
selama 6 tahun ini mereka rasakan baru akan hilang dan kembali ke keadaan
sebelumnya? Tentu masyarakat tidak ingin masa kelam itu kembali terulang. Para
pemimpin yang memiliki kewenangan dan kekuasaan seharusnya lebih memikirkan
kondisi rakyatnya bukan memperebutkan kekuasaannya demi kepentingan sekelompok.
Rakyat telah lelah berjuang, rakyat telah lelah meraskan peperangan dan bahkan
menjadi korban selama ini. Rakyat ingin memperoleh rasa keamanan dan
kesejahteraan. Mereka tidak ingin kondisi kelam yang telah lalu berulang.
Alangkah sedihnya kondisi rakyat ketika dalam pengungsian. Mereka tidak hak
aman yang harus mereka peroleh harus dikorbankan demi kepentingan sejumlah
orang. Kedamaian janganlah menjadi korban sehingga rakyat akan menderita. Ada
oknum-oknum tertentu yang sengaja memanfaatkan situasi ini untuk mengusik
kedamaian yang telah berjalan. Marilah kita bangun Aceh dengan bersama-sama
demi kepentingan rakyat yang memiliki banyak harapan untuk kemajuan negeri bumi
Serambi Mekkah ini. Apakah harus azab seperti yang terjadi tahun 2004 lalu terulang
kembali dikarenakan ulah kelompok-kelompok yang ingin memiliki kekuasaan dengan
cara mengataskannamakan rakyat namun tidak memikirkan kepentingan rakyatnya.
Rakyat Aceh ingin kedamaian, rakyat Aceh ingin hidup aman dan sejahtera. Bangun
bumi Aceh ini dengan cara yang baik tanpa harus ada pertumpahan darah, utamakan
kepentingan rakyat yang ingin hidup aman dan sejahtera.
No comments:
Post a Comment