Pages

Thursday, 11 October 2012

Kedamaian


Aceh, provinsi yang selalu saya banggakan kemanapun saya melangkah. Terbesit diingatan ketika konflik mendera. Setiap malam saya mendengar suara dentuman senjata yang begitu dahsyat. Mayat yang diturunkan dari hutan korban peperangan yang terjadi, masyarakat diselimuti ketakuan, alangkah masyarakat yang tak berdosa menjadi korban konflik yang berkepanjangan. Rakyat mengalami trauma psikis yang sangat mengerikan. Mereka melihat penyikasaan dimasa konflik, orang berlarian untuk menyelamatkan diri. Mereka melihat korban kontak senjata yang yang berlumuran darah. Namun alangkah indahya hampir tujuh tahun berselang, rakyat Aceh merasakan kedamaian yang begitu indah. Pada tahun 2005 yang lalu, kedamaian terwujud setelah terjadinya cobaan yang begitu dasyat, yaitu tsunami. Kedamaian terwujud, namun ingatan rakyat akan peristiwa yang konflik begitu tidak akan pernah dilupakan. Walaupun keadaan aman, namun rakyat masih mengalami trauma yang mendalam, pada saat lebaran saja ketika banyak petasan-petasan yang beredar, masyarakat takut ketika mendengar bunyi petasan, tidak sedikit masyarakat yang tiarap dikarenakan mereka mengira bunyi petasan itu merupakan bunyi senjata. Dalam ilmu psikologi manusia tidak akan lupa dengan kejadian telah dilaluinya apalagi dalam jangka waktu yang lama. Memori mereka akan mengingat kejadian-kejadian yang telah dilaluinya.

Indahnya Kedamaian
                Sejak 15 Agustus 2005 yang lalu masyarakat Aceh telah sedikit mengalami ketenangan akibat perdamaian yang telah terwujud, masyarakat didaerah pedalaman tidak lagi takut untuk bepergian keluar kota. Layaknya semasa konflik. Rakyat bebas kemanpun mereka mau. Masyarakat memiliki ketenangan dalam beraktifitas dan mengais rezeki. Tidak ada lagi kekhawatiran untuk bepergian dan melakukan aktifitas. Perekonomian pun mulai maju, banyak investor-investor dari dalam negeri maupun luar negeri masuk ke Aceh untuk berinvestasi dan membangun perekonomian Aceh dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di bumi Serambi Mekkah ini. Alangkah indah ketika masyarakat bisa menjalin silaturahmi dengan berlibur ke rumah-rumah saudara yang ada di perkotaan maupun di luar kota.



Kedamaian Yang Dikorbankan
Namun, alangkah sedihnya kedamaian yang selama ini telah dirasakan harus terusik dengan kepentingan-kepentingan oknum tertentu. Masyarakat dikhawatirkan kembali oleh keamanan yang tidak tejamin. Bermula ketika waktu pilkada sudah semakin dekat, teror semakin marak terjadi di Aceh. Terjadi perebutan kekuasaan, karena banyak orang yang ingin berkuasa sehingga ada oknum-oknum tertentu memanfaatkan keadaan untuk memperkeruh suasana. Ya, kedamaian mulai terusik, oktum-oknum berebut kekuasan sehingga melupakan rakyat yang seharusnya disejahterakan. Banyak penembakan yang terjadi hingga saat ini. Bahkan, beberapa hari yang lalu terjadi penembakan di Bireun, Banda Aceh, dan Aceh Utara yang mengorbankan rakyat. Rakyat menjadi korban penembakan dari oknum yang tak dikenal. Alangkah sedihnya rakyat yang tidak bersalah kembali harus dikhawatirkan oleh kondisi yang  mulai tidak kondusif. Rakyat menjadi khawatir, akan kondisi keamanan mereka. Terbesit tanya di benak mereka akankah peristiwa puluhan tahun lalu kembali terulang? akankah keadaan yang selama 6 tahun ini mereka rasakan baru akan hilang dan kembali ke keadaan sebelumnya? Tentu masyarakat tidak ingin masa kelam itu kembali terulang. Para pemimpin yang memiliki kewenangan dan kekuasaan seharusnya lebih memikirkan kondisi rakyatnya bukan memperebutkan kekuasaannya demi kepentingan sekelompok. Rakyat telah lelah berjuang, rakyat telah lelah meraskan peperangan dan bahkan menjadi korban selama ini. Rakyat ingin memperoleh rasa keamanan dan kesejahteraan. Mereka tidak ingin kondisi kelam yang telah lalu berulang. Alangkah sedihnya kondisi rakyat ketika dalam pengungsian. Mereka tidak hak aman yang harus mereka peroleh harus dikorbankan demi kepentingan sejumlah orang. Kedamaian janganlah menjadi korban sehingga rakyat akan menderita. Ada oknum-oknum tertentu yang sengaja memanfaatkan situasi ini untuk mengusik kedamaian yang telah berjalan. Marilah kita bangun Aceh dengan bersama-sama demi kepentingan rakyat yang memiliki banyak harapan untuk kemajuan negeri bumi Serambi Mekkah ini. Apakah harus azab seperti yang terjadi tahun 2004 lalu terulang kembali dikarenakan ulah kelompok-kelompok yang ingin memiliki kekuasaan dengan cara mengataskannamakan rakyat namun tidak memikirkan kepentingan rakyatnya. Rakyat Aceh ingin kedamaian, rakyat Aceh ingin hidup aman dan sejahtera. Bangun bumi Aceh ini dengan cara yang baik tanpa harus ada pertumpahan darah, utamakan kepentingan rakyat yang ingin hidup aman dan sejahtera.

No comments:

Post a Comment