Pages

Thursday, 11 October 2012

Ilmu atau Gelar ??


Dewasa ini, negara Indonesia sedang dilanda oleh berbagai krisis yang dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya yaitu krisis ilmuan atau yang sering kita sebut sebagai krisis Sumber Daya Manusia ( SDM ). Sehingga bangsa kita selalu “tertinggal” dalam segala hal. Para ilmuan akademik di negara kita kurang memiliki kontribusi terhadap bangsa ini. Bagaimana tidak, para ilmuan hanya bisa berteori tapi sangat langka yang bisa melakukan aksi ( mengaplikasikan ilmu yang dimiliki ). Yang lbih menyedihkan krisis yang dialami oleh bangsa ini adalah krisis kepercayaan. Untuk saat ini sulit kita menemukan orang-orang yang dapat dipercaya. Kebohongan telah terjadi dimana-mana. Semakin langka kejujuran yang menyebabkan sulit berkembangnya bangsa ini melalui potensi-potensi yang dimiliki. Di setiap sudut selalu ada celah untuk melakukan kebohongan. Kebohongan inilah yang teus menjalar ke berbagai lapisa masyarakat tanpa memandang profesi ataupun jabatan. Virus kebohongan terus menggerogoti bangsa kita. Sehingga kepercayaan sulit untuk diberikan dan orang yang dapat dipercaya sulit untuk kita temukan. Kejujuran sudah menjadi suatu hal yang langka, melebihi langkanya BBM. Bahkan kejujuran yang seharusnya kita harapkan dari para pelaku akademik, calon-calon ilmua yang seyogyanya bisa dijadikan contoh dan panutan bagi masyarakat semakin sulit untuk ditemukan. Mereka yang seharusnya menjadi pendidik bangsa yang memiliki integritas. Disetiap jenjang pendidikan telah terjadi kebohongan. Bahkan pada awal untuk meraih sarjana dilakukan dengan kebohongan. Gelar yang didapatkan merupakan plagiasi dari karya orang sebelumnya yang meraih gelar yang serupa. Lebih banyak jumlah lulusan di perguruan tinggi di Indonesia dari pada jumlah hasil karya tulis sebagai syarat untuk mereka mereka meraih gelar sarjana tersebut. Sehingga untuk meraih gelar sarjana juga dilakukan melalui ketidakjujuran. Hanya segelintir mahasiswa ( S1, S2, bahkan S3 ) yang meraih gelar dengan murni kejujuran. Kejujuran semakin langka untuk kita temui. Banyak dari mahasiswa disaat mereka mendapat tugas kuliah yang bisa mengcopy hasil karya orang lain. Maka tidak heran jika untuk meraih gelar sarjana mereka hanya bisa mengcopy skripsi yang telah ada sebelumnya. Dan perbuatan seperti itu terus berlanjut hingga thesis dan disertasi yang merupakan syarat untuk meraih gelar tertinggi dalam akademik yaitu doktor. Kebobrokan dunia pendidikan berlmula dari ketidak jujuran tersebut. Bisa dibayangkan jika calon-calon doktor hanya bisa demikian, bagaimana selanjutnya nasib dunia pendidikan kita? itulah sebagian besar realita dunia pendidikan kita saat ini. Cara awal untuk sebuah negara bisa bangkit yaitu melalui dunia pendidikan. Seperti yang telah dilakukan oleh Jepang ketika mereka hancur oleh bom atom yang diledakkan di Hirosima dan Nagasaki. Seluruh aspek jepang lumpuh dan penduduk Jepang ibarat seekor burng yang kehilangan sayapnya. Namun yang dilakukan pertama kali oleh Jepang saat itu ialah mencari guru yang tersisa, dan memajukan dunia pendidikan. Sehingga yang terjadi sat ini Jepang menjadi negara maju dalam bidang teknologi dan ekonomi. Jepang menjadi salah satu negara maju didunia saat ini. Itulah yang seharusnya kita lakukan, memajukan dunia pendidikan melalui kejujuran. Awal kemajuan bangsa bermula dari pendidikan yang nantinya menjalar keberbagai aspek yang ada disebuah negara. Sehingga bermuara kepada kemajuan bangsa yang seungguhnya.
Ironis memang, ketika ketidakjujuran yang selalu timbul dalam dunia pendidikan kita. Tidak sedikit dari para pendidik berkata “ yang penting hasilnya baik, terserah bagaimana prosesnya “. Dari kutipan tersebut, secara disengaja ataupun tidak, pendidik menganjurkan kepada para pelajar untuk berbohong dan melakukan ketidak jujuran. Bagaimana tidak, dari kutipan tersebut berarti pelajar diperbolehkan untuk mencontoh dan mencopy hasil karya orang lain karena yang dibutuhkan hanyalah hasil, terserah hasilnya dari mana yang penting hasilnya itu baik. Tidak ada lagi kepercayaan diri dalam masyarakat kita, banyak dari kita yang tidak percaya diri akan kemampuan yang kita miliki. Kita merasa minder terhadap orang lain, dan menganggap orang lain itu lebih hebat dari kita. Padahal itu semua belum tentu, sesungguhnya kita memiliki kemampuan yang sangat luar biasa apabila kita mampu untuk mengasahnya. Namun, karena sudah terbiasa untuk mengcopy, sehingga kita sering menganggap bahwa karya orang lainlah yang paling benar dan kita tidak memiliki percaya diri untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Apakah ini yang diharapkan?
Coba kita berpikir untuk merubah itu semua. Boleh kita negara jajahan, tapi janganlah bermental seperti jajahan, janganlah mental kita yang dijajah karena ketidak jujuran yang terus menggerogoti bangsa kita yang menyebabkan kita lebih bangga dengan orang lain ketimbang kepada diri sendiri. Kita tidak memiliki kepercayaan untuk berani berbuat. Yakinlah bahwa kita bisa, dan kebisaan itu harus diiringi dengan keberanian. Sehingga kita akan lebih percaya diri untuk berkarya, tanpa harus selalu tidak jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Untuk merubah itu semua, pola pikir bangsa kita yang seharusnya diubah. Yang lebih utama tentunya para pelaku dibidang akademik yang harus menyadari betapa pentingnya sebuah ilmu, betapa bermanfaatnya ilmu pengetahuan. Bukan hanya sebuah gelar yang menjadi sebuah kebanggaan. Banyak profesor, doktor dinegara kita. Tapi apakah mereka memiliki ilmu sesuai dengan gelarnya? Marilah kita menyadari bahwa gelar itu merupakan tanggung jawab terhadap orang lain akan ilmu yaang kita miliki. Apabila kita memiliki ilmu yang tinggi yakinlah bahwa gelar akan mengiringi. Tapi jika kita hanya mengejar sebuah gelar tanpa memikirkan ilmu maka yang terjadi kita akan mendapatkan gelar tanpa arti. Malulah, sebagai sarjana dan para calon-calon sarjana jika memiliki gelar yang tinggi namun tidak memiliki arti. Bangsa kita tidak lagi membutuhkan teori, tapi yang diharapkan adalah aplikasi. Bangsa kita akan maju jika para pelaku akademik, selain memiliki gelar yang tinggi juga memiliki ilmu yang memilik arti sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Marilah kita bersama-sama bangkit mendidik anak bangsa selanjutnya yang memiliki kepribadian yang jujur dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga bangsa kita akan menjadi bangsa yang terdidik, dan juga mendidik. Dengan kepercayaan diri yang tinggi maka ketidak jujuran yang dilakukan selama ini secara lambat laun akan hilang. Karena kita yakin akan kemampuan yang kita miliki. Sehingga nantinya bangsa kita akan menjadi bangsa yang maju dan memiliki mental yang kuat. Semoga pendidikan di negara kita ini menjadi pendidikan yang jujur yang menghasilkan lulusan-lulusan yag jujur dan memahami betapa pentingnya ilmu pengetahuan untuk dirinya dan orang lain. 

No comments:

Post a Comment