Dewasa
ini, negara Indonesia sedang dilanda oleh berbagai krisis yang dirasakan oleh
seluruh lapisan masyarakat. Salah satunya yaitu krisis ilmuan atau yang sering
kita sebut sebagai krisis Sumber Daya Manusia ( SDM ). Sehingga bangsa kita
selalu “tertinggal” dalam segala hal. Para ilmuan akademik di negara kita
kurang memiliki kontribusi terhadap bangsa ini. Bagaimana tidak, para ilmuan
hanya bisa berteori tapi sangat langka yang bisa melakukan aksi (
mengaplikasikan ilmu yang dimiliki ). Yang lbih menyedihkan krisis yang dialami
oleh bangsa ini adalah krisis kepercayaan. Untuk saat ini sulit kita menemukan
orang-orang yang dapat dipercaya. Kebohongan telah terjadi dimana-mana. Semakin
langka kejujuran yang menyebabkan sulit berkembangnya bangsa ini melalui
potensi-potensi yang dimiliki. Di setiap sudut selalu ada celah untuk melakukan
kebohongan. Kebohongan inilah yang teus menjalar ke berbagai lapisa masyarakat
tanpa memandang profesi ataupun jabatan. Virus kebohongan terus menggerogoti
bangsa kita. Sehingga kepercayaan sulit untuk diberikan dan orang yang dapat
dipercaya sulit untuk kita temukan. Kejujuran sudah menjadi suatu hal yang
langka, melebihi langkanya BBM. Bahkan kejujuran yang seharusnya kita harapkan
dari para pelaku akademik, calon-calon ilmua yang seyogyanya bisa dijadikan
contoh dan panutan bagi masyarakat semakin sulit untuk ditemukan. Mereka yang
seharusnya menjadi pendidik bangsa yang memiliki integritas. Disetiap jenjang
pendidikan telah terjadi kebohongan. Bahkan pada awal untuk meraih sarjana
dilakukan dengan kebohongan. Gelar yang didapatkan merupakan plagiasi dari
karya orang sebelumnya yang meraih gelar yang serupa. Lebih banyak jumlah
lulusan di perguruan tinggi di Indonesia dari pada jumlah hasil karya tulis
sebagai syarat untuk mereka mereka meraih gelar sarjana tersebut. Sehingga
untuk meraih gelar sarjana juga dilakukan melalui ketidakjujuran. Hanya
segelintir mahasiswa ( S1, S2, bahkan S3 ) yang meraih gelar dengan murni
kejujuran. Kejujuran semakin langka untuk kita temui. Banyak dari mahasiswa
disaat mereka mendapat tugas kuliah yang bisa mengcopy hasil karya orang lain.
Maka tidak heran jika untuk meraih gelar sarjana mereka hanya bisa mengcopy skripsi
yang telah ada sebelumnya. Dan perbuatan seperti itu terus berlanjut hingga
thesis dan disertasi yang merupakan syarat untuk meraih gelar tertinggi dalam
akademik yaitu doktor. Kebobrokan dunia pendidikan berlmula dari ketidak
jujuran tersebut. Bisa dibayangkan jika calon-calon doktor hanya bisa demikian,
bagaimana selanjutnya nasib dunia pendidikan kita? itulah sebagian besar
realita dunia pendidikan kita saat ini. Cara awal untuk sebuah negara bisa
bangkit yaitu melalui dunia pendidikan. Seperti yang telah dilakukan oleh
Jepang ketika mereka hancur oleh bom atom yang diledakkan di Hirosima dan
Nagasaki. Seluruh aspek jepang lumpuh dan penduduk Jepang ibarat seekor burng
yang kehilangan sayapnya. Namun yang dilakukan pertama kali oleh Jepang saat itu
ialah mencari guru yang tersisa, dan memajukan dunia pendidikan. Sehingga yang
terjadi sat ini Jepang menjadi negara maju dalam bidang teknologi dan ekonomi.
Jepang menjadi salah satu negara maju didunia saat ini. Itulah yang seharusnya
kita lakukan, memajukan dunia pendidikan melalui kejujuran. Awal kemajuan
bangsa bermula dari pendidikan yang nantinya menjalar keberbagai aspek yang ada
disebuah negara. Sehingga bermuara kepada kemajuan bangsa yang seungguhnya.
Ironis memang, ketika ketidakjujuran
yang selalu timbul dalam dunia pendidikan kita. Tidak sedikit dari para
pendidik berkata “ yang penting hasilnya baik, terserah bagaimana prosesnya “.
Dari kutipan tersebut, secara disengaja ataupun tidak, pendidik menganjurkan
kepada para pelajar untuk berbohong dan melakukan ketidak jujuran. Bagaimana
tidak, dari kutipan tersebut berarti pelajar diperbolehkan untuk mencontoh dan
mencopy hasil karya orang lain karena yang dibutuhkan hanyalah hasil, terserah
hasilnya dari mana yang penting hasilnya itu baik. Tidak ada lagi kepercayaan
diri dalam masyarakat kita, banyak dari kita yang tidak percaya diri akan
kemampuan yang kita miliki. Kita merasa minder terhadap orang lain, dan
menganggap orang lain itu lebih hebat dari kita. Padahal itu semua belum tentu,
sesungguhnya kita memiliki kemampuan yang sangat luar biasa apabila kita mampu
untuk mengasahnya. Namun, karena sudah terbiasa untuk mengcopy, sehingga kita
sering menganggap bahwa karya orang lainlah yang paling benar dan kita tidak
memiliki percaya diri untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuan yang
kita miliki. Apakah ini yang diharapkan?
Coba kita berpikir untuk merubah itu
semua. Boleh kita negara jajahan, tapi janganlah bermental seperti jajahan,
janganlah mental kita yang dijajah karena ketidak jujuran yang terus
menggerogoti bangsa kita yang menyebabkan kita lebih bangga dengan orang lain
ketimbang kepada diri sendiri. Kita tidak memiliki kepercayaan untuk berani
berbuat. Yakinlah bahwa kita bisa, dan kebisaan itu harus diiringi dengan
keberanian. Sehingga kita akan lebih percaya diri untuk berkarya, tanpa harus
selalu tidak jujur terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Untuk merubah itu semua, pola pikir
bangsa kita yang seharusnya diubah. Yang lebih utama tentunya para pelaku
dibidang akademik yang harus menyadari betapa pentingnya sebuah ilmu, betapa
bermanfaatnya ilmu pengetahuan. Bukan hanya sebuah gelar yang menjadi sebuah
kebanggaan. Banyak profesor, doktor dinegara kita. Tapi apakah mereka memiliki
ilmu sesuai dengan gelarnya? Marilah kita menyadari bahwa gelar itu merupakan
tanggung jawab terhadap orang lain akan ilmu yaang kita miliki. Apabila kita
memiliki ilmu yang tinggi yakinlah bahwa gelar akan mengiringi. Tapi jika kita
hanya mengejar sebuah gelar tanpa memikirkan ilmu maka yang terjadi kita akan
mendapatkan gelar tanpa arti. Malulah, sebagai sarjana dan para calon-calon
sarjana jika memiliki gelar yang tinggi namun tidak memiliki arti. Bangsa kita
tidak lagi membutuhkan teori, tapi yang diharapkan adalah aplikasi. Bangsa kita
akan maju jika para pelaku akademik, selain memiliki gelar yang tinggi juga
memiliki ilmu yang memilik arti sehingga bermanfaat bagi masyarakat. Marilah
kita bersama-sama bangkit mendidik anak bangsa selanjutnya yang memiliki
kepribadian yang jujur dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga
bangsa kita akan menjadi bangsa yang terdidik, dan juga mendidik. Dengan
kepercayaan diri yang tinggi maka ketidak jujuran yang dilakukan selama ini
secara lambat laun akan hilang. Karena kita yakin akan kemampuan yang kita
miliki. Sehingga nantinya bangsa kita akan menjadi bangsa yang maju dan
memiliki mental yang kuat. Semoga pendidikan di negara kita ini menjadi
pendidikan yang jujur yang menghasilkan lulusan-lulusan yag jujur dan memahami
betapa pentingnya ilmu pengetahuan untuk dirinya dan orang lain.
No comments:
Post a Comment