Tidak terasa saat ini adalah tahun ke 4 saya berada di Malang. Berangkat ke Malang bulan 7 Tahun 2011 lalu dengan bermodalkan tekad dan tiket. Ya, dulu saya saya sama sekali tidak mengenal kota ini. Hingga pada akhirnya Allah memilihkan jalan agar saya menikmati keindahan dari ciptaanNya yang luar biasa. Kota Malang bisa dikatakan sebagai tempat pembentukan jati diri dan pembenahan karakter yang berguna bagi kehidupan ini. Disini saya diajarkan tentang berbagai permasalahan kehidupan. Dihadapkan dengan berbagai karakter orang-orang yang berbeda, dan disini pula saya mencoba untuk terus mencai jati diri yang sesuai dengan passion saya sebagai seorang pemuda.
Berbagai kegiatan saya ikuti. Saya kuliah dihari pertama pada bulan puasa waktu itu sehingga dan jauh dari kehidupan keluarga yang selama ini saya rasakan. Bulan puasa yang mana harus berkumpul dan merasakan indahnya kekeluargaan yang sebelumnya selalu saya rasakan. Kota ini mengarkan saya tentang kejamnya kehidupan, lelahnya perjuangan, dan keberhasilan bagi mereka yang bertahan dalam perjuangan itu. Saya teringat, ketika berbuka puasa di hari pertama saya berada di Malang sangat jauh dari biasanya yang saya nikmati ditahun sebelumnya. Berbuka puasa hanya dengan satu buah roti donat dan satu gelas air aqua yang saya dapatkan di Masjid kampus saya. Namun kenikmatannya sungguh luar biasa. Saya merasa kenyang waktu itu. Bisa dibayangkan, biasanya dirumah berbuka dengan es buah dan makanan yang beragam. Tapi hari itu hanya dengan sepotong roti dan aqua gelas. Sempat mengeluh memang dan merasa sedih karena belum terbiasa. Tapi ternyata, itulah bagian dari perjuangan. Itulah bagian dari perjalanan, dan itulah bagian dari kehidupan.
Siapapun yang ingin merasakan
indahnya kehidupan maka harus melewati berbagai perjuangan didalamnya. Pernah
miskin, maka akan merasakan keindahan diwaktu kaya. Pernah sakit, maka akan
merasakan keindahan diwaktu sehat, begitu seterusnya. Sehingga saya terpikir
bahwa melalui perjuangan ini saya akan menikmati hasilnya ketika mampu
melewatinya dengan baik. Ternyata Allah memang selalu menyayangi kita dengan
cara-cara yang berbeda. Selama empat tahun ini pula saya mendapatkan begitu
banyak pelajaran dan hikmah kehidupan dari orang-orang yang selama ini menjadi menjadi
guru kehidupan bagi saya.
Berbagai tempat saya kunjungi untuk
mempelajarinya. Saya belajar ilmu kebahagiaan dari para pemulung dan anak
jalanan, saya belajar kebersyukuran dari mereka. Saya belajar tentang
kebersamaan dan prasangka baik melalui orang sakit jiwa dan saya belajar ilmu semangat
persatuan dari para supporter Arema. Anggapan saya, semua adalah guru kita,
melui siapaun kita dapat belajar berbagai ilmu kehidupan.
Tahun ini adalah tahun dimana saya
menargetan untuk lulus menjadi Sarjana Psikologi. Perjuangan yang selama empat
tahun ini tentu menjadi sangat indah karena saya memahami bahwa semuanya adalah
bagian dari perjalanan kita meraih apa yang kita inginkan. Menikmati setiap
masa yang ada. Dalam 4 tahun berada di Malang, seluruh kota di Jawa Timur dan
provinsi di Pulau Jawa sudah pernah saya singgahi. Alhamdulillah, berbagai kota
di Indonesia juga pernah saya kunjungi, seperti Makassar, Wakatobi, Jogja,
Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Medan, dan berbagai kota lain yang ada di
Indonesia. Walaupun ada keinginan untuk menginjakkan kaki di Negara orang lain
belum terlaksana, tapi setidaknya passport sudah ada, hehe. Berbagai kota itu
saya kunjungi dengan berbagai kegiatan didalamnya. Tentunya gratis karena
menjadi perwakilan kampus.
Kenikmatan perjuangan bukan pada
hasil tapi didalam perjalanan perjuangan itu sendiri jika kita mampu untuk
memahaminya. Ternyata pilihan saya ke Malang waktu itu tidak salah, walaupun
awalnya sangat penuh perjuangan. Keluarga saya harus menjual Sapi nya untuk
biaya kuliah saya, dan saya harus menggunakan tabungan hasil dari juara
nasional waktu SMA untuk biaya perjalanan saya. Perjuangan orang tua yang
sangat luar biasa untuk menghantarkan saya ke kota ini. Mereka rela
menghabiskan segalanya untuk kepentingan anaknya. Berat waktu itu untuk saya
memutuskan kuliah di Malang, karena harus meninggalkan orang tua di Aceh. Tapi
tekad dan semangat adalah modal untuk saya berjuang meraih mimpi yang saya
inginkan.
Lagi-lagi saya harus terdiam karena
Allah selalu menunjukkan kebesaranNya. ketika dalam perjalanan perjuangan saya
selama di Malang saya mendapatkan beasiswa dari Pemerintah Aceh yang bersedia
untuk menanggung biaya kuliah saya sampai selesai di kota ini. Tentu ini
menjadi kado yang sangat istimewa, karena ini momentum bagi saya untuk bisa
membahagiakan keluarga yang saya tinggalkan. Kenikmatan dari Allah terus
mengalir, saya dipertemukan dengan berbagai tokoh yang berpengaruh di negeri
ini, seperti pak Surya Paloh, Menteri Agama ( Pak Lukman ), Pak Said Aqil Al
Munawwar, Pak Dino Patti Djalal, Pak Imam Suprayogo, dan berbagai tokoh
lainnya. Sehingga saya mampu untuk belajar berbagai ilmu dan menggali
pengalaman dari para tokoh tersebut.
Itulah perjuangan, bermodal tiket dan
tekad semua dari kita mampu untuk menikmati setiap masa dalam perjuangan itu.
Tidak ada hal yang mampu saya lakukan kecuali hanya berusaha untuk terus
menjadi lebih baik. Karena setiap perjalanan kehidupan adalah masa-masa
perjuangan. Dimana letak keberhasilan? Jawabannya adalah terletak pada proses
perjuangan itu sendiri. Dan saat ini saya masih berjuang utnuk menyelesaikan
skripsi dan buku motivasi yang akan menjadi bagian dari karya yang saya miliki.
Jangan pernah takut dengan dunia luar, karena sesungguhnya dunia luar itu
menanti kehadiran kita. Berjuanglah, dan teruslah berusaha.. Wallahu’alam
No comments:
Post a Comment