Pages

Thursday, 2 July 2015

Keindahan Islam di Pulau Banyak (Pulau Terluar Indonesia), Aceh Singkil


Bersyukur, diberi kesempatan oleh Allah untuk mengikuti kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya 2015. Kegiatan yang digagas oleh Kementerian Koordinator Maritim ini mengajak pemuda untuk mengenal pulau-pulau terluar dan terpencil yang ada di negeri ini. Melihat dari dekat, serta memberikan bantuan sosial kepada masayarakat yang ada dipulau itu. Saya berkesempatan menginjakkan kaki di Pulau Banyak, salah satu pulau terluar yang berada di Provinsi Aceh tepatnya di Kabupaten Aceh Singkil. Untuk menuju kesana, kami harus menempuh perjalanan dari Banda Aceh menuju Kota Singkil selama kurang lebih 16 Jam, dan dilanjutkan menggunakan Kapal Feri ke Pulau Banyak selama 4 Jam. Sekitar 20 Jam kami tempuh untuk menuju pulau itu dengan medan yang sangat menantang. Jalan yang berkelok, serta ombak yang menghibur perjalanan.

Tapi perjalanan 20 Jam itu seakan terbayarkan dengan keindahan yang ada di Pulau Banyak. Ya, keindahan alam yang luar biasa. Laut yang biru, dikombinasikan dengan pasir halus yang putih serta pohon kelapa yang sangat indah. Belum lagi bawah lautnya, yang membuat kami seakan tidak ingin kedaratan. Keindahan ini dilengkapi oleh keindahan penduduk yang mendiami salah satu pulau di kepulauan Banyak. Pusat yang merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Pulau Banyak. Pulau yang panjangnya tidak lebih dari 2 kilometer itu dan lebarnya tidak sampai 1 kilometer itu memiliki jumlah penduduk sekitar 3000 jiwa. Mereka hidup dengan tenang dipulau yang tentu saja dikelilingi oleh laut yang indah.

Selain keindahan alamnya, saya ingin mencoba untuk menuliskan keindahan dari tradisi Islam yang ada dipulau itu, terutama saat Ramadhan. Sudah umum kita ketahui saat puasa banyak terjadi perbedaan cara beribadah yang dilakukan oleh umat muslim. Biasanya terjadi saat Shalat Tarawih, ada yang mengerjakannya 8 rakaat dan ada juga yang 20 rakaat. Semuanya adalah benar, tergantung pemahaman individu masing-masing. Namun, sering kali hal ini dipermasalahkan oleh sebagian golongan sehingga menimbulkan perbedaan pandangan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Saya belajar dari masyarakat di pulau ini, ada dari mereka yang mengerjakan Tarawaih 8 rakaat dan ada juga yang 20 rakaat. Namun, seakaan tidak ada perbedaan yang ditimbulkan.

Dipulau ini, ada dua Masjid yang keduanya melaksanakan Shalat Tarawih 8 rakaat maupun 20 rakaat. Semua golongan diakomodir dalam satu kesatuan, yaitu Islam. Kedua masjid itu melakukan tradisi tarawih yang sama. Yaitu setelah Shalat Isya, semua Jama’ah melaksanakan Tarawih, dan pada saat sudah 8 Rakaat, Jama’ah yang 20 rakaat ini keluar dan duduk diteras masjid untuk istirahat sambil menunggu Jama’ah 8 melaksanakan witir berjama’ah. Setelah witir selesai, dilanjutkan dzikir dan doa sehingga proses shalat 8 rakaat selesai. Setelah itu barulah dilanjutkan oleh jama’ah lain yang melaksanakan tarawih 20 rakaat. Sehingga perbedaan pemahaman dapat disatukan dalam Islam.

Saya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh guru saya Prof. Imam Suprayogo, bahwa Islam itu luas ibarat jalan yang besar dan panjang. Sehingga Islam tidak harus dipersempit oleh lorong-lorong kecil yang justru akan mengecilkan Islam itu sendiri. Karena sesungguhnya Islam adalah rahmat bagi umat manusia. Kejadian sederhana itu yang saya kira sangat langka dilakukan dinegeri ini. Sehingga kita bisa mendatkan pelajaran dalam memahami Islam yang seutuhnya. Wajar, ketika terjadi perbedaan pemahaman dalam menafsirkan berbagai ilmu. Namun, perbedaan itu sesungguhnya bisa dijadikan  sebagai keberagaman dalam satu wadah besar yang akan mendamaikan, dan mensejahterakan umatnya. 

Wadah itulah yang dinamakan oleh Agama. Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk menciptakan kedamaian dan bukan pula menjadikan hambatan untuk mewujudkan kebersamaan. Justru perbedaan itulah mampu menjadikan keberagaman yang indah sehingga mampu berjalan beriiringan tanpa harus bersinggungan satu sama lain. Kita masih bisa saling merangkul tanpa harus menyamakan persepsi masing-masing. Karena melalui perbedaan akan mewujudkan kedamaian bagi kita apabila bisa saling memahami satu sama lain. Terima kasih pulau Banyak atas ilmu tentang keindahan Islam yang harapannya mampu untuk dipahami oleh masyarakat yang ada diberbagai penjuru tanah air. Wallahu’alam..


No comments:

Post a Comment