Bersyukur, diberi kesempatan oleh Allah untuk mengikuti
kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya 2015. Kegiatan yang digagas oleh Kementerian
Koordinator Maritim ini mengajak pemuda untuk mengenal pulau-pulau terluar dan
terpencil yang ada di negeri ini. Melihat dari dekat, serta memberikan bantuan
sosial kepada masayarakat yang ada dipulau itu. Saya berkesempatan menginjakkan
kaki di Pulau Banyak, salah satu pulau terluar yang berada di Provinsi Aceh
tepatnya di Kabupaten Aceh Singkil. Untuk menuju kesana, kami harus menempuh
perjalanan dari Banda Aceh menuju Kota Singkil selama kurang lebih 16 Jam, dan
dilanjutkan menggunakan Kapal Feri ke Pulau Banyak selama 4 Jam. Sekitar 20 Jam
kami tempuh untuk menuju pulau itu dengan medan yang sangat menantang. Jalan
yang berkelok, serta ombak yang menghibur perjalanan.
Tapi perjalanan 20 Jam itu seakan terbayarkan dengan
keindahan yang ada di Pulau Banyak. Ya, keindahan alam yang luar biasa. Laut
yang biru, dikombinasikan dengan pasir halus yang putih serta pohon kelapa yang
sangat indah. Belum lagi bawah lautnya, yang membuat kami seakan tidak ingin
kedaratan. Keindahan ini dilengkapi oleh keindahan penduduk yang mendiami salah
satu pulau di kepulauan Banyak. Pusat yang merupakan pusat pemerintahan
Kecamatan Pulau Banyak. Pulau yang panjangnya tidak lebih dari 2 kilometer itu
dan lebarnya tidak sampai 1 kilometer itu memiliki jumlah penduduk sekitar 3000
jiwa. Mereka hidup dengan tenang dipulau yang tentu saja dikelilingi oleh laut
yang indah.
Selain keindahan alamnya, saya ingin mencoba untuk menuliskan
keindahan dari tradisi Islam yang ada dipulau itu, terutama saat Ramadhan.
Sudah umum kita ketahui saat puasa banyak terjadi perbedaan cara beribadah yang
dilakukan oleh umat muslim. Biasanya terjadi saat Shalat Tarawih, ada yang
mengerjakannya 8 rakaat dan ada juga yang 20 rakaat. Semuanya adalah benar,
tergantung pemahaman individu masing-masing. Namun, sering kali hal ini
dipermasalahkan oleh sebagian golongan sehingga menimbulkan perbedaan pandangan
yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Saya belajar dari masyarakat di pulau
ini, ada dari mereka yang mengerjakan Tarawaih 8 rakaat dan ada juga yang 20
rakaat. Namun, seakaan tidak ada perbedaan yang ditimbulkan.
Dipulau ini, ada dua Masjid yang keduanya melaksanakan Shalat
Tarawih 8 rakaat maupun 20 rakaat. Semua golongan diakomodir dalam satu
kesatuan, yaitu Islam. Kedua masjid itu melakukan tradisi tarawih yang sama.
Yaitu setelah Shalat Isya, semua Jama’ah melaksanakan Tarawih, dan pada saat
sudah 8 Rakaat, Jama’ah yang 20 rakaat ini keluar dan duduk diteras masjid
untuk istirahat sambil menunggu Jama’ah 8 melaksanakan witir berjama’ah.
Setelah witir selesai, dilanjutkan dzikir dan doa sehingga proses shalat 8
rakaat selesai. Setelah itu barulah dilanjutkan oleh jama’ah lain yang
melaksanakan tarawih 20 rakaat. Sehingga perbedaan pemahaman dapat disatukan
dalam Islam.
Saya sepakat dengan apa yang disampaikan oleh guru saya Prof.
Imam Suprayogo, bahwa Islam itu luas ibarat jalan yang besar dan panjang.
Sehingga Islam tidak harus dipersempit oleh lorong-lorong kecil yang justru
akan mengecilkan Islam itu sendiri. Karena sesungguhnya Islam adalah rahmat
bagi umat manusia. Kejadian sederhana itu yang saya kira sangat langka
dilakukan dinegeri ini. Sehingga kita bisa mendatkan pelajaran dalam memahami
Islam yang seutuhnya. Wajar, ketika terjadi perbedaan pemahaman dalam
menafsirkan berbagai ilmu. Namun, perbedaan itu sesungguhnya bisa
dijadikan sebagai keberagaman dalam satu
wadah besar yang akan mendamaikan, dan mensejahterakan umatnya.
Wadah itulah
yang dinamakan oleh Agama. Perbedaan bukan menjadi penghalang untuk menciptakan
kedamaian dan bukan pula menjadikan hambatan untuk mewujudkan kebersamaan.
Justru perbedaan itulah mampu menjadikan keberagaman yang indah sehingga mampu
berjalan beriiringan tanpa harus bersinggungan satu sama lain. Kita masih bisa
saling merangkul tanpa harus menyamakan persepsi masing-masing. Karena melalui
perbedaan akan mewujudkan kedamaian bagi kita apabila bisa saling memahami satu
sama lain. Terima kasih pulau Banyak atas ilmu tentang keindahan Islam yang
harapannya mampu untuk dipahami oleh masyarakat yang ada diberbagai penjuru
tanah air. Wallahu’alam..
No comments:
Post a Comment