Pages

Saturday, 5 October 2013

Aktivis Dakwah Harus Pandai “Bermain”

Malam ini, kami (Kader LDK) melakukan silaturahmi kerumah Ustad Dr. Mujaiz Kumkelo, M.Hi yang merupakan salah satu pembina kita. Begitu terasa manfaat silaturahmi yang kami lakukan sekitar 60 menit. Banyak hal yang beliau bagikan terkait pengalaman hidup yang pernah beliau jalani sebagai aktivis dakwah. Saya ingin mengingat dan menuliskannya agar tidak hilang dalam memori yang terkadang error. Ada beberapa hal yang menjadi titik poin penting dalam penyampaian beliau.


Pertama, untuk menjadi aktivis dakwah haruslah sabar. Dalam hal ini terkait dengan godaan dan keadaan yang dialami dalam kehidupan dikampus. Kondisi kampus dengan berbagai latar belakang dan didominasi oelh ideologi yang kuat maka seorang aktivis dakwah harus pandai “bermain” dalam dinamika yang ada. Bermain, untuk bisa menjadi teman, kawan, sahabat, dalam segala hal agar memudahkan untuk menebar kebaikan bagi sesama. Sabar mengahadapi keadaan, adalah kunci seseorang meraih kesuksesan.

Kedua, jadilah seseorang yang memiliki perencanaan kedepan. Artinya bahwa dalam setiap hal yang ingin kita jalani janganlah selalu berpikir untuk memperoleh hasil. Hasil akan kita peroleh ketika kita menanam, dan butuh waktu agar yang kita tanam membuahkan hasil. Untuk itu lah jangan pernah kita berpikir untuk menikmati hasil tanaman itu. Tanaman itu akan bermanfaat bagi generasi kita selanjutnya. Berpikirlah kedepan bahwa setelah kita pasti masih ada orang yang akan menikmati hasil itu. Tanaman yang kita tanam akan bermanfaat dikemudian hari. Itu pasti, ketika tidak berbuah, maka patut dipertanyakan bagaimana cara kita menanamnya. WR. Soepratman menciptakan lagu Indonesia Raya, tapi tidak pernah sekalipun mendengarkan lagu yang dia ciptakan dinyanyikan saat uapacara. Tapi yang dia ciptakan berguna bagi orang banyak dimasa yang akan datang.

Ketiga, Aktivis dakwah harus kuat, Kuat fisik maupun psikis. Banyak tantangan kedepan yang akan kita hadapi. Dan dalam menyikapi itu haruslah kita memiliki persiapan secara psikis (mental) maupun fisik. Itu semua agar kita tidak “terjatuh” dalam perjalanan. Jangan pernah berharap untuk didepan ketika kita takut terhadap serangan. Siap, ketika aja hujatan maupun ada tanjakan. Itulah hakikat dari kuat fisik maupun psikis.

Keempat, Jalin komunikasi dengan orang besar. Orang besar tidak akan pernah jauh dari lingkaran orang-orang besar. Rasulullah memiliki sahabat yang ada disekeliling beliau, beliau punya paman dan kakek yang merupakan orang yang dipandang. Begitu juga dalam kehidupan ini, ketika kita ingin sukses maka jangan pernah jauh dari orang-orang sukses. Manfaatkan orang-orang besar, dalam artian jadikan mereka motivasi ita untuk menjadi orang besar. Ambil ilmu yang bermanfaat dan jadikan mereka “tokoh” agar kita setidaknya termotivasi untuk mengikutinya. Sering menjalin komunikasi denga orang sukses agar kita tahu cara untuk menggapai kesuksesan itu.


Empat poin besar itu menjadi sangat penting dalam kehiudupan aktivis dakwah. Pandai “bermain” untuk membuat sebuah permainan adalah hal yang harus dilakukan. Pola komunikasi yang baik adalah kunci untuk mendapatkan jalan yang baik. Jangan pernah menyerah, dan yakinlah apa yang kita tanam akan berbuah dikemudian hari. Ikuti arus yang ada, tapi jangan terikut oleh arus itu. Manfaatkan peluang melalui jalan yang telah ditentukan. Dan yang paling penting adalah pahami kondisi sekitar ketika kita ingin memasukinya. Sehingga kita akan memperoleh kata kunci yang memudahkan kita dalam komunikasi untuk menjalin hubungan dengan siapapun. “Jangan pernah bermain api ketika anda tidak tau cara untuk memainkannya”. Semoga ini bermanfaat bagi kita semua. Wallahu’alam

No comments:

Post a Comment