Bangsa kita adalah bangsa yang memiliki mental jajahan. Bagaimana tidak lebih dari 3,5 abad bangsa kita dijajah. Secara tidak langsung sangat berpengaruh bagi kondisi mental dan kondisi psikis anak bangsa. Betapa menyakitkan mengingat sejarah masa lalu yang begitu kelam. Itu semua dapat tercermin melalui kondisi saat ini, kondisi yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan. Betapa tidak, bangsa yang besar yang telah merdeka selama hampir 67 tahun dan sudah diakui sebagai bangsa yang berdaulat harus patuh dan tunduk dengan bangsa asing yang kecil wilayahnya dengan negara kita. Ironis, karena ketundukan dan kepatuhan itu bukan disebabkan oleh kesalahan kita. Semua itu lebih disebabkan oleh orang asing yang tidak bisa menerima budaya kita. Namun, apakah kita harus diam saja??
Jum’at pagi ba’da subuh, sudah umum masyarakat kita melakukan aktivitas olahraga pagi, layaknya senam dan olahraga lainnya. Senam yang diirigi dengan musik agar terasa lebih indah dan beremangat. Begitu juga ditempat yang sedang saya singgahi saat ini, senam pada Jum’at sudah menjadi ciri khas sebagai rutinitas masyarakatnya. Pagi itu, seperti biasa senam diiringi dengan musik pop dan lainnya yang dapat membangkitkan semangat senam di pagi hari. Ditengah-tengah kami terdapat orang asing yang juga sedang berdomisili. Ketika mendengar kami senam dengan menggunakan musik yang lumayan keras, secara spontan orang asing itu mematikan musik dan mengatakan untuk diam dan jangan berisik. Apa yang terjadi, masyarakat kita hanya bisa diam menuruti apa mau mereka ibarat “sapi yang ditusuk hidungnya”. Bangsa kita yang bermental penjajah hanya bisa pasrah dan menuruti intruksi mereka. Namun apa harus begitu??
Sahabat, bangsa kita merupakan bangsa yang besar. Bangsa kita sudah merdeka dan memiliki kedaulatan yang utuh. Apakah mungkin tamu menginjak-injak tuan rumah. Bagaimana kita bisa bangkit kalau kondisinya seperti ini. Mana jati diri kita, bagaimana kita mau bertamu jika dirumah sendiri kita harus tunduk oleh tamu. Ingat sahabat, perjuangan tokoh-tokoh pejuang bangsa kita dulu yang tidak mau dijajah dan berjuang mati-matian demi merebut cita-cita kemerdekaan.
Ini negara kita bung, tanah air kita. mengapa harus kita yang mengalah? Megapa kita harus bangga dengan orang yang sejatinya hanya ingin merusak negara kita. Rumah kita, tanah kita mengapa harus orang asing yang berkuasa dan memiliki wewenangsementara kita sebagai pemuda bangsa hany bisa mengalah. Mengapa kita harus takut dengan mereka. Toleransi selalu memiliki batas, ketika tamu yang telah sewenang-wenag dan kurang ajar maka kita wajib mengusirnya. Tidak harus diam dan seakan bangga dengan adanya orang asing ditempat kita. Padahal kalau kita teliti banyak dari mereka merupakan orang-orang pinggiran yang tidak diperhitungkan dinegara mereka. Apalagi ketika mereka telah semena-mena dengan tidak bisa menerima budaya kita maka bukan seharusnya kita yang mengalah namun merekalah yang harus menyesuaikan dengan kondisi tempat tinggal mereka. Sahabat, mari kita bangkit dengan mengedepankan rasa percaya diri kita. Percaya bahwa kemampuan yang kita miliki lebih baik dari pada mereka ( orang asing). Dan janganlah kita membangkan mereka yang tidak patut dibanggakan. Karena itu akan membuat kita merasa minder dan tidak percaya diri. Sehingga akan membuat kondisi semakin terjajah dan selalu terjajah. Saatnya bangkit untuk menunjukkan eksistens kita sebagai bangsa yang besar, layaknya macan yang siap menerkam. Banggalah dengan bangsa sendiri, agar kita menjadi bangsa yang berkarakter dan berwibawa dimata dunia.
Mari sahabat, percayalah akan potensi yang kita miliki, yakinlah akan kemampuan yang ada dalam diri kita. Yang akan dapat mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju, bermartabat dan dapat menunjukkan jati diri yang sesungguhnya. Wallahu’alam
By : DCP, 7 Maret 2012 @23.44 WIB
Jum’at pagi ba’da subuh, sudah umum masyarakat kita melakukan aktivitas olahraga pagi, layaknya senam dan olahraga lainnya. Senam yang diirigi dengan musik agar terasa lebih indah dan beremangat. Begitu juga ditempat yang sedang saya singgahi saat ini, senam pada Jum’at sudah menjadi ciri khas sebagai rutinitas masyarakatnya. Pagi itu, seperti biasa senam diiringi dengan musik pop dan lainnya yang dapat membangkitkan semangat senam di pagi hari. Ditengah-tengah kami terdapat orang asing yang juga sedang berdomisili. Ketika mendengar kami senam dengan menggunakan musik yang lumayan keras, secara spontan orang asing itu mematikan musik dan mengatakan untuk diam dan jangan berisik. Apa yang terjadi, masyarakat kita hanya bisa diam menuruti apa mau mereka ibarat “sapi yang ditusuk hidungnya”. Bangsa kita yang bermental penjajah hanya bisa pasrah dan menuruti intruksi mereka. Namun apa harus begitu??
Sahabat, bangsa kita merupakan bangsa yang besar. Bangsa kita sudah merdeka dan memiliki kedaulatan yang utuh. Apakah mungkin tamu menginjak-injak tuan rumah. Bagaimana kita bisa bangkit kalau kondisinya seperti ini. Mana jati diri kita, bagaimana kita mau bertamu jika dirumah sendiri kita harus tunduk oleh tamu. Ingat sahabat, perjuangan tokoh-tokoh pejuang bangsa kita dulu yang tidak mau dijajah dan berjuang mati-matian demi merebut cita-cita kemerdekaan.
Ini negara kita bung, tanah air kita. mengapa harus kita yang mengalah? Megapa kita harus bangga dengan orang yang sejatinya hanya ingin merusak negara kita. Rumah kita, tanah kita mengapa harus orang asing yang berkuasa dan memiliki wewenangsementara kita sebagai pemuda bangsa hany bisa mengalah. Mengapa kita harus takut dengan mereka. Toleransi selalu memiliki batas, ketika tamu yang telah sewenang-wenag dan kurang ajar maka kita wajib mengusirnya. Tidak harus diam dan seakan bangga dengan adanya orang asing ditempat kita. Padahal kalau kita teliti banyak dari mereka merupakan orang-orang pinggiran yang tidak diperhitungkan dinegara mereka. Apalagi ketika mereka telah semena-mena dengan tidak bisa menerima budaya kita maka bukan seharusnya kita yang mengalah namun merekalah yang harus menyesuaikan dengan kondisi tempat tinggal mereka. Sahabat, mari kita bangkit dengan mengedepankan rasa percaya diri kita. Percaya bahwa kemampuan yang kita miliki lebih baik dari pada mereka ( orang asing). Dan janganlah kita membangkan mereka yang tidak patut dibanggakan. Karena itu akan membuat kita merasa minder dan tidak percaya diri. Sehingga akan membuat kondisi semakin terjajah dan selalu terjajah. Saatnya bangkit untuk menunjukkan eksistens kita sebagai bangsa yang besar, layaknya macan yang siap menerkam. Banggalah dengan bangsa sendiri, agar kita menjadi bangsa yang berkarakter dan berwibawa dimata dunia.
Mari sahabat, percayalah akan potensi yang kita miliki, yakinlah akan kemampuan yang ada dalam diri kita. Yang akan dapat mengubah bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju, bermartabat dan dapat menunjukkan jati diri yang sesungguhnya. Wallahu’alam
By : DCP, 7 Maret 2012 @23.44 WIB
No comments:
Post a Comment