Beberapa waktu ini masyarakat disuguhkan oleh drama unik dinegeri
ini. Seakan saya teringat oleh film alangkah lucunya negeri ini. Ternyata
film itu seakan nyata saat ini. Sejak pengangkatan Menteri yang penuh dengan
dilema. Awal dari kebingungan Jokowi. Rencana awal ingin merampingkan kabinet
tapi ternyata jumlah kabinet semakin gemuk. Semakin banyak lembaga yang
setingkat Menteri.
Sebagai contoh Kepala Staf Kepresidenan yang dulunya tidak ada.
Menteri tidak bertambah, namun lembaga atau jabatan setingkat menteri semakin
bertambah. Hanya sedikit bermain bahasa saja. Setelah itu Jokowi juga dibingungkan
oleh Menteri dan pejabat yang tak boleh merangkap pengurus partai. Tapi nyatanya Nyonya Puan Maharani masih aktif dipartai. Bahkan,
Jaksa Agung yang seharusnya independenpun dijabat oleh politikus.
Tentu ini
menjadi kebingungan yang terus menerus. Seakan menguatkan dugaan bahwa jabatan
itu tidak bisa lepas dari partai. Istilah bagi-bagi kursi pun kembali terjadi
cuma diubah bahasa menjadi pemilihan pejabat yang profesional. Lucunya negeri ini, semakin lucu ketika baru-baru ini terjadi
pemilihan Kapolri yang juga tidak lepas dari partai. Kalau kemarin Jaksa dari
partai Nasdem, sekarang Kapolri didukung oleh PDIP. Ini kembali menguatkan
bahwa ada bagi kursi yang telah diatur oleh Partai Penguasa. Semoga hal ini
tidak terjadi pada penegak hukum lain seperti TNI dan KPK.
Belum usai permasalahan Kapolri yang saat ini semakin menimbulkan
konflik yang memanas. Membuat Presiden Jokowi semakin bingung. Ternyata sangat
sulit menjadi pemimpin. Banyak tekanan terjadi dimana-mana. Terkadang bukan
keinginan hati yang bermain, tapi lebih kepada mengikuti keinginan para mafia
yang mendukungnya. Berani macam-macam pada mafia maka akan diganggu proses
kepemimpinannya. Inilah hal yang membuat masayarat ada yag heran, menangis,
bahkan tertawa.
Setelah sebelumnya Calon Kapolri ditetapkan sebagai tersangka
oleh KPK. Polisi ingin menunjukkan taringnya melalui penetapan wakil ketua KPK
menjadi tersangka pula. Kegaduhan antara kedua penegak hukum ini juga
menimbulkan kegaduhan dikalangan bawah. Akar rumput seakan bergoyang. Semakin
membingungkan buat Jokowi atau Jokowi yang membingungkan.
Masyarakat menuntut pencalonan Kapolri dibatalkan sementara elite
partai yang juga mengatasnamakan wakil rakyat menginginkan Kapolri langsung
dilantik. Dilema Presiden Jokowi semakin lengkap. Calon Kapolri pun tidak mau
mengundurkan diri sebagaimana pejabat-pejabat sebelumnya yang mengundurkan diri
setelah ditetapkan menjadi tersangka. Bahkan, calon Kapolri itu pun menggunakan kekuasaan dan keleluasaan
serta keungannya dengan mengajukan pra peradilan untuk menuntut status
tersangkanya dicabut. Dan anehnya lagi pengadilan mengabulkan permohonan calon
Kapolri tersebut. Pertama dalam sejarah status tersangka yang sudah ditetapkan
lembaga hukum dicabut oleh pengadilan dan dinyatakan tidak sah.
Padahal semua lembaga penegak hukum tentu memiliki dasar dalam
penetapan tersangka itu. Jokowi semakin bingung atau Jokowi yang membingungkan.
Presiden tidak bisa mengontrol lembaga yang ada di bawahnya sehingga menimbulkan
kegaduhan di dalamnya. Lembaga penegak hukum saat ini saling menunjukkan
taringnya seakan merekalah yang paling benar. Berbagai pasal dibantah dengan
pasal lainnya.
Sehingga sebagai masyarakat awam berpikir bahwa apa mungkin setiap
lembaga penegak hukum punya undang-undang masing-masing. Beda versi padahal
kasusnya sama. Inilah yang semakin menimbulkan kebingungan itu. Lembaga Hukum
saling menyudutkan, saling serang dan saling angkuh. Ini akan membuat negeri
ini semakin kacau. Jokowi semakin bingung, negeri semakin hancur.
Kami mengharapkan kekuasaan dan kedaulatan Jokowi sebagai presiden
perlu ditunjukkan. Fungsi pemimpin adalah mengontrol dan mengatur bukan hanya
memantau dan memberikan komentar. Semoga kebingungan ini tidak semakin larut
dan semoga negeri ini tidak semakin hancur. Karena kekuatan Jokowi sebagai
presiden sangat dibutuhkan. Harapannya, semoga tindakan dan keputusan Presiden
segera diwujudkan, demi kepentingan rakyat dan kestabilan kondisi negeri ini
agar tidak semakin hancur. Wallahu'alam..
Wallahu'alam...